Santo Dominikus memilih hidup bersama sebagai salah satu unsur penting untuk mencapai tujuan ordo, yaitu pengudusan putera-puterinya dan keselamatan jiwa-jiawa melalui pewartaan. Hidup berkomunitas adalah persiapan untuk kontemplasi dan kerasulan. Cinta kasih yang ditumbuhkan oleh kontemplasi dalam komunitas mengali ke sesama dalam kerasulan. Santo Agustinus mengatakan," Saudara-saudara tercinta, cintailah Tuhan Allahmu di atas segala sesuatu dan setelah itu cintailah sesamamu." Ajaran ini diulang oleh Jordan Saxony pengganti Santo Dominikus, "Saudara-saudara terkasih, milikilah cinta yang bermutu dan tak kunjung henti antar kalian, karena tidak mungkin Yesus menampakkan diri kepada orang-orang yang telah memisahkan diri dari ikatan komunitas; Thomas yang tidak bersama dengan yang lain ketika Yesus datang, tidak diperkenankan melihat Dia". (1)
Di dalam Dominikan, kita diminta penghayatan kebajikan-kebajikan khususnya cinta persaudaraan yang mengantar kita pada penyucian diri untuk menghasilkan ketenangan hati dan damai. Komunitas yang memberi kehidupan akan menjadi tempat di mana Sabda Allah tersimpan dan dibagikan. Sang Sabda menghimpun kita semua dalam persekutuan Tritunggal untuk bersama satu dengan yang lain. (2)
1. William Hinnebusch, OP, Spiritualitas Dominikan, hlm. 73
2. Suster-suster Santo Dominikus, Dominikan Lahir dari Keheningan, Berbuah dalam Pewartaan, hlm. 56