Dalam Ordo Dominikan, hidup doa adalah unsur yang esensial dan fundamental untuk dihidupi para anggotanya dan menjadi syarat yang harus ada untuk menjadi putra-putri rasuli yang kontemplatif.
Hidup sehari-hari harus dibingkai oleh doa: merayakan liturgi dan memenuhi kewajiban-kewajiban rohani yang lain. Perayaan Ekaristi merupakan pujian yang tertinggi yang dapat dipersembahkan manusia kepada Tritunggal. Doa Ofisi merupakan persiapan dan lanjutan dari perayaan Ekarist yang membawa rahmatnya untuk seluruh hari. Doa Ofisi yang didoakan pada waktu-waktu tertentu sepanjang hari, menyucikan setiap bagian hari, menyucikan setiap waktu yang lalu dengan suatu bagian liturgis. (1)
Perayaan liturgi adalah hidup St. Dominikus. Ia demikian terkenal dengan perayaan misteri suci ini sehingga ia mengeluarkan air mata bila ia mendoakan Doa Syukur Agung dan Bapa Kami. Menangis ini mengungkapkan mistik yang hampir tampak di belakang tabir sakramen. Secara mistik, Dominikus melihat Kristus hadir di altar dalam bentuk Anak Domba yang masih membawa luka-luka-Nya. Setelah Dominikus menjadi rasul, ia tetap melanjutkan hidup liturgisnya. Meskipun ia sering berhari-hari, malahan berminggu-minggu pergi, setiap hari ia merayakan Ekaristi di gereja terdekat. (2)
Santo Dominikus mengajar frater-fraternya untuk berkontemplasi walaupun dalam perjalanan. Ia berkata kepada saudara-saudaranya, "Marilah kita ingat kepada Penyelamat kita". Ia sendiri sering bernyanyi "Datanglah Roh Kudus" atau Salam Bintang Laut" bila ia sedang dalam perjalanan. Ia selalu mendorong saudra-saudaranya untuk "berbicara hanya dengan Tuhan atau tentang Tuhan". Selama lebih dari 700 tahun nasehat ini dicantumkan pada halaman pertama buku Konstitusi. Mengenai tujuan khusus Ordo, yaitu mewartakan untuk keselamatan jiwa, Konstitusi berkata, "Tujuan ini harus kita usahakan dengan berkotbah dan mengajar dari kelimpahan dan kepenuhan kontemplasi, seperti Bapa kita Santo Dominikus, yang tidak berbicara kecuali dengan Tuhan atau tentang Tuhan untuk keselamatan jiwa-jiwa". (3)
Ket:
1. William Hinnebusch, OP, Spiritualitas Dominikan, hlm. 46
2. Suster-suster OP, Dominikan Lahir dari Keheningan, Berbuah dalam Pewartaan, hlm. 47-48.
3. William Hinnebusch, OP, Spiritualitas Dominikan, hlm. 3