Retret Tahunan Dominikan Awam Chapter St. Katharina Siena Jakarta

THEMA “PERAN DOMINIKAN AWAM DALAM PENGEMBANGAN IMAN UMAT KATOLIK DI INDONESIA”
Cisarua, 1 – 3 Juni 2018

“Hidupilah kasih, jadilah rendah hati dan jangan bersedih karena aku lebih berguna saat aku pergi…”, St. Dominikus

Persaudaraan dan kehangatan merupakan kata yang tepat untuk menggambarkan situasi awal pelaksanaan retret Dominikan Awam (DA) yang dilaksanakan di Hotel Grand Prioritas, Cisarua, Bogor.

Para peserta dalam kebersamaan datang di pagi hari lebih cepat dari jadwal yang telah ditentukan yaitu hari Jumat, 1 Juni 2018 jam 14.00 WIB. Baru sekitar jam 12.00 WIB seluruh peserta yang berjumlah 59 orang yang terdiri atas 54 awam, 2 suster dan 3 imam telah lengkap hadir.

Pembukaan retret tahunan dibuka oleh Ketua Panitia brother. JRM. Winarendra, OP dan Presiden Chapter Katarina Siena brother Stefanus Suriaputra, OP yang juga memperkenalkan pengurus hasil kapitel I serta program kerja DA Chapter Katarina Siena untuk masa 3 tahun ke depan. Presiden Chapter menggarisbawahi bahwa “Retret Tahunan Dominikan Awam ini bukan sekedar ritual yang berlangsung tiap tahun saja, namun lebih sebagai refleksi komunitas untuk selalu siap sedia dalam setiap aktivitas pewartaan di Indonesia”.

Acara dilanjutkan dengan dinamika kelompok, setiap peserta terlibat dalam diskusi, dialog dan sharing tentang apa saja yang menjadi keprihatinan dan harapan sebagai Dominikan Awam dalam keterlibatannya di setiap kegiatan pewartaan ditempat masing-masing dalam konteks keindonesiaan, dimulai dari komunitas terkecil yaitu keluarga hingga lingkungan yang lebih luas. Dari hasil diskusi kelompok kemudian disatukan dalam Brevir sore dan Misa Pembukaan.
Dalam keheningan para peserta mempersembahkan segala karya, komunitas dan seluruh keluarga yang ditinggalkan serta kerapuhannya untuk disatukan dalam Misa Jumat Pertama sekaligus Misa Pembukaan Retret Dominikan Awam.

Rm. RP Mingdry Hanafi Tjipto, OP sebagai pembimbing retret menyegarkan kembali tentang visi dan misi Ordo Pewarta untuk mewartakan wajah Allah yang maharahim dan murah hati melalui belaskasihnya seperti Kristus demi keselamatan jiwa - jiwa. Mengikuti anjuran Konsili Vatikan II, perlulah kiranya sebagai Dominikan Awam, dan sesuai perutusan Baptis untuk menjadi utusan Kristus sebagai Imam, Raja dan Nabi.  Melaksanakannya di dalam Gereja dan Masyarakat, menjalankan misi sebagai rasul2 Yesus Kristus. (Lumen Gentium, 31). Sesuai motto Dominikan, Laudare, Benedicere dan Praedicare yang artinya selalu memuji Tuhan, menjadi berkat Tuhan dan mewartakan Kabar gembira dalam perjumpaannya dengan Tuhan dan sesama, maka setiap Dominikan Awam dikaruniai panggilan yang unik.  Mengutip dari refleksi St. Thomas Aquinas, Lebih baik menerangi daripada hanya bersinar. Untuk itu maka Dominikan Awam sangat perlu berdiri kokoh pada 4 pilar yaitu Doa, Studi, Komunitas persaudaraan, dan Pelayanan. Maka bagaimana Dominikan awam secara praktis memberikan perannya ?

  1. TANDA PERSAUDARAAN
    Anggota Komunitas Pewarta terdiri dari Romo, Suster, dan Awam. Khusus untuk awam yang selanjutnya disebut Komunitas Dominikan Awam tidak lagi disebut sebagai Ordo Ketiga namun dipanggil sebagai bagian dari Persaudaraan Ordo Dominikan yang lebih penting daripada sebelumnya.
    Sebagai pewarta rahmat, Dominikan Awam  terpanggil menjadi saksi-saksi Kerajaan Allah membagikan Damai, Sukacita dan Kebenaran (Veritas) untuk mengundang sesama dalam pengalaman sukacita yang sama. Semangat persaudaraan juga diungkapkan sebagai pelaku dalam kenyataan sejarah kemanusiaan untuk mau mendengarkan, belajar bersama yang lain dan mentransformasikan diri dalam membangun dunia dengan seluruh kapasitas kemanusiaan sebagai saudara dan saudari dalam persaudaraan.
  2. INJIL KELUARGA
    Kaum awam dengan memilih menjadi anggota Ordo sebagai Awam, melaksanakan pilihan ini sebagai cara baru mewujudkan karisma pembaptisan mereka, yaitu sebagai hadiah yang amat bermanfaat di jantung kehidupan keluarga mereka. Terlebih lagi, bagaimanakah kita dapat membantu menemukan inti sejarah dunia bahwa keluarga yang dengan sendirinya adalah pewarta, saksi rahmat Tuhan yang juga rahmat persaudaraan. (IIaIIae 14,2 ad 4)? Bahwa persaudaraan adalah tempat di mana seseorang dapat bebas dan percaya berbagi pengalaman dalam keluarga, atau juga menemukan dukungan yang diharapkan. Keluarga Nazareth menjadi inspirasi dan teladan bagi setiap Dominikan Awam.
  3. DI JANTUNG HATI GEREJA
    Berkomunitas, seperti halnya dengan semua cabang dalam Ordo, persaudaraan sebagai tempat memperoleh dukungan dan pengayaan, dimana masing – masing anggota persaudaraan berkontribusi demi memperkuat komitment yang dimiliki banyak orang baik di paroki maupun di masyarakat luas.
    Bermodal pengalaman, relasi, wawasan maupun ketrampilan, mereka yang bekerja di perbatasan atau di tempat2 pengungsian dimana keadilan, martabat dan hak individu masyarakat ditentang, maka pewartaan sukacita injil menjadi sangat penting. Untuk itulah kita memiliki alasan kuat untuk bersyukur dapat terlibat dan bertanggungjawab dalam solidaritas penderitaan dan suka cita, dalam perjuangan maupun penerimaan terhadap sesama sebagai saudara.
    Mengutip pernyataan indah dari saudara Roger de Taize – pewartaan merupakan bagian integral dari penginjilan Sabda Tuhan dimana Gereja dibangun. Kesaksian hidupnya saat ini lebih memperkuat Gereja. Jadi iman dan pencarian akan kebenaran (veritas) dalam kebersamaan itu sangat penting dalam dimensi komunitas.
  4. KERAGAMAN PENGALAMAN DALAM DIALOG, UNTUK PEWARTAAN UMUM
    Dominikan Awam terpanggil sesuai ajakan dalam Konsili Vatikan kedua, Konstitusi Gaudium et Spes yang menekankan bahwa Gereja memiliki kesempatan menerima pengalaman komitmen yang dihidupi kaum awam dalam tugas sekuler dunia. Hal ini bukan terutama untuk memperkuat perbedaan antara pelayanan dan komitmen sakral, juga dalam kenyataan hidup umat manusia.
    • 'Ad ekstra', adalah mengambil bagian dengan menempatkan kreativitas manusia, untuk membangun dunia sehingga dapat dihuni oleh semua orang, terinspirasi oleh kehidupan Injil serta dorongan apostolik. St. Lorenzo louis,OP dari Philipina adalah contoh yang dekat dengan Indonesia, seorang santo pertama dari philipina yang berasal dari Dominikan Awam, kesaksian hidupnya membantu orang lain untuk berani hidup kudus.
    • ‘Ad intra’, yaitu memberi kontribusi dengan menuliskan di pusat kehidupan seluruh Ordo, kesadaran mendalam bahwa nilai persaudaraan Pewarta merupakan panggilan terhadap apa yang harus dilakukan dunia.
  5. DUNIA KAUM MUDA
    Dalam konteks evangelisasi ini adalah suatu tempat istimewa yg harus disediakan untuk menghadirkan kenyataan yang dialami kaum muda. Orang muda mewakili, baik mereka yang akan membuka jalan baru bagi masa depan, atau juga mereka yang mencari transisi tradisi dan budaya para pendahulunya. Mereka adalah orang-orang tercepat belajar menjinakkan kemajuan dunia modern, juga orang-orang yang sering dilupakan di dunia ini, seperti halnya kaum marginal, atau mereka yang di-eksploitasi.
  6. REFLEKSI PERSAUDARAAN YANG MENDALAM DALAM KEHIDUPAN BERSAMA
    Pertanyaan yang sering diungkap di beberapa komunitas persaudaraan, dan di semua budaya di mana Ordo hadir: pertanyaan tentang situasi suami-istri yang tidak harmonis. Dalam Anjuran Apostoliknya 'Amoris Laetitia', Paus Fransiskus, menegaskan bahwa: "Ini adalah masalah untuk menjangkau semua orang, kita perlu menolong setiap orang agar bisa menemukan dirinya dengan benar. Tidak ada yang bisa dihukum selamanya, karena itu bukan logika Injil !”. Untuk mewujudkan "tanda persaudaraan" yang sesungguhnya, persaudaraan awam Ordo memiliki misi berada di Gereja dan di dunia, mengintegrasikan realitas, walaupun selalu tidak lengkap dan tidak sempurna, namun merupakan keberadaan manusia dengan mengambil jalur pertobatan dalam menanggapi panggilan menuju kesucian.

Pembekalan yang lain juga disampaikan oleh Rm. RP Andri Hanafi, OFM yang berthemakan “Aku dipilih menjadi misionaris awam melampaui sikap rasuli dan evangelis”. Pemaparanya dimulai dengan menyajikan refleksi hasil survey. Menurut Survey Internasional Gallup terhadap lebih dari 50.000 responden di 57 negara, jumlah orang yang mengklaim dirinya religius turun dari 77% menjadi 68% antara tahun 2011 dan 2017, sementara mereka yang menyatakan diri sebagai ateis meningkat menjadi 13% –sehingga perkiraan jumlah mereka yang agnostic diperkirakan mencapai 19%.
Juga disharingkan pertanyaan manusia masa kini tentang “Adakah Allah itu? Dimanakah Allah saat penderitaan terjadi?”. Dengan gaya yang santai namun mengundang penuh senyum, beliau menjelaskan peran Dominikan Awam “JADILAH RASUL BAHKAN MISIONARIS AWAM” dengan mendorong pengenalan akan makna Evangelisasi, Kerasulan, dan Misionaris mengacu pada perumpamaan tentang domba yang hilang dalam kitab suci, 

  1. Evangelisasi, berarti memelihara iman 99 ekor
  2. Kerasulan, berari mencari, menemukan dan membawa kembali 1 domba yang hilang
  3. Misionaris, berarti menambah jumlah domba-domba Nya,
    “Rasul Awam Dipanggil untuk melakukan Pertobatan terus menerus”, Pertobatan adalah sebuah karunia dari Roh Kudus di mana orang yang berdosa Berusaha merendahkan dirinya dari dalam dan hidupnya diubahkan secara nyata. Sehingga Rasul Awam itu tangguh dan kokoh memperjuangkan Iman. Rasul Awam dipanggil untuk tak mudah mengeluh memikul salib bahkan solider dengan derita orang lain, tidak mudah menyalahkan situasi atau pihak lain, sebaliknya sadar dan dengan kehendak bebas untuk persisten mengikuti jejak Yesus Kristus karena dorongan kasihNya sendiri.

Dalam kesempatan yang lain Brother Theo Atmadi, OP menyegarkan lagi komitmen Dominikan Awam dalam peran kerasulan aktualnya di Yayasan Martin de Porres untuk memberikan beasiswa bagi pendidikan kaum muda. Beliau sebagai Koordinator Dominikan awam nasional juga mengingatkan pentingnya persaudaraan DA Indonesia untuk terlibat dalam kongres Dominikan awam dunia di Fatima, Spanyol. Menarik juga disampaikan rencana-rencana kerasulan setiap komunitas untuk terlibat dan berperan secara nyata dalam masyarakat seperti Komunitas St. Albertus Magnus yang dipaparkan oleh Brother Michael Utama Purnama, OP dan brother Wahono.
Sungguh berbahagia sekali Dominikan Awam Chapter Katarina Sienna dalam retret tahunan di tahun ini karena didampingi oleh kakak beradik yang adalah imam Dominikan dan imam Fransiskan juga didampingi Sr. Alberta Sterry, OP yang memperdalam tentang meditasi dan Sr. Hildegard, OP. Retret juga dilengkapi dengan pengakuan dosa dan adorasi jumat pertama selain brevir setiap pagi dan malam dan ditutup Misa Kudus  secara konselebrasi. Ucapan syukur dihaturkan juga berkat pendampingan dan pembinaan dari Direktur Spiritual Dominikan Awam Romo RP Andreas Kurniawan, OP
Pada hari minggu tanggal 3 Juni pukul 11.00 WIB acara Retret Tahunan Dominikan Awam 2018 Chapter Santa Katarina Siena selesai, peserta kembali  ‘turun gunung’ ke tempat asal dengan segala tantangannya dalam kebersamaan persaudaraan serta komitmen untuk MEMBAWA OPTIMISME / HARAPAN MELALUI SUKACITA HIDUP BERIMANNYA sebagai dominikan awam.

Kontributor,
Y.Udi C, OP & Yoh. Wahono

 

Download
Aplikasi Play Store
Doa Ofisi (Brevir)

 

© 2021 Yayasan Martinus De Porres